Jumat, 17 Februari 2012

TELAT 10 MENIT = MENGULANG 4 BULAN = BELUM TENTU LULUS ?


Tulisan ini mungkin hanya sedikit Sebuah Curhatan dari Penulis, tidak ingin seperti Prita Sari yang akhirnya harus berurusan dengan Polisi karena sebuah Kasus “Pencemaran Nama Baik “.Tulisan ini mungkin hanya berkisah begitu berharganya sebuah waktu, jangankan hitungan Menit, sepersekian detik saja , sebuah nyawa seorang Simoncelli harus pergi
            Sebenarnya ini tulisan tentang apa sih ?
            Tulisan ini hanya membutuhkan waktu anda beberapa menit untuk membacanya atau jika anda tidak suka silakan tutup Tulisan ini dan kembali bekerja  tanpa harus tahu betapa berharganya menit itu atau anda diharuskan mengulang ujian lagi 4 bulan kemudian.
            Cerita ini bermula dari selesai meetingnya penulis pada pukul 3 Sore hari, Beruntung berangkat meeting mengendarai roda dua, coba kalau naik roda 4, dengan baru selesainya meeting Pukul 3 sore hari didaerah Kuningan dan pukul 5 harus mengikuti ujian di daerah Rawamangun, dengan kondisi Semrawutnya jalanan di Jakarta, pasti waktu yang ditempuh dari Kuningan ke Rawamangun itu sama dengan waktu tempuh Jakarta ke Bandung dengan catatan Jalan Tol Cikampek dan Cipularangnya tidak macet, kalau macet ???
            Keluar Kuningan langit Jakarta sudah mendung bertanda hujan sebentar lagi turun, Terpaksa penulis harus memacu kencang roda duanya jika tidak ingin kehujanan di tengah jalan. Memasuki daerah Jatinegara Gerimis mulai menyapa, terpaksa harus selap-selip diantara kemacetan Jatinegara . Saat Didepan Stasiun Jatinegara alahasil hujan turun dengan derasnya, melirik ke jam waktu sudah menunjukan pukul 3:45 menit, dengan terpaksa walau Jas Hujan sudah banyak yg bocor, tetap harus ditrobos hujannya, jika tidak mohon maaf gagal maning…. gagal maning. Bersyukur tepat jam 4:00 sore sampai didepan pintu gerbang, dengan celana dan baju setengah basah lalu ditambah hajat kecil sudah berontak ingin cepat dilepaskan, dengan terpaksa menuju ke toilet dulu, setelah selesai buang air kecil sambil bersih-bersih di celana yg penuh cipratan genangan air hujan, bergegaslah penulis ke tempat pendaftaran, belum sampai ditempat pendaftaran, salah satu panita ujian bertanya
            “ Mau ambil nomor ujian yah pak ?” tanpa sadar penulis melongok meja pendaftaran sudah kosong, penulis pun melirik Jam di Handphone, waktu telah menunjukan pukul 4:10 Menit
            “ Sudah ditutup yah pak ? “Tanya penulis
            “ Belum pak pindah ke ruangan Auditorium. “ jawab panitia tersebut sambil menunjuk ke salah satu ruangan. Pikir penulis mungkin karena hujan, pendaftaran di pindah ke dalam ruangan Auditorium
            “ Ok pak terima kasih “ sambil bergegas menuju ruangan yg di tunjuk tadi
            “ Pak Lewat Sini saja, Masih Hujan “ tegur panitia tersebut, sambil menunjuk lorong menuju Auditorium yg dimaksud.
            Sampai diruangan Audirorium sudah banyak orang yang mengantri, ikut mengantrilah penulis dibelakang kawan-kawan senasib seperjuangan yang akan berjuang hanya demi mendapatkan secarik kertas tanda kelulusan. 2 Menit, 3 Menit berlalu, sampai hitungan menit ke empat, saya mulai sadar, antrian ini tidak bergerak, coba bertanya ke rekan didepan saya.
            “ Pak , Kog ga bergerak nih antriannya ?”
            “ Ga tahu coba aja lihat didepan “ jawab bapak-bapak didepan saya,
            “ Nitip yah pak, saya lihat kedalam dulu ” mohon Penulis ke antrian dibelakang
kedepanlah penulis melihat ada apa gerangan yang terjadi, rupanya didalam ruangan 3 Peserta Ujian sedang ‘Cek-Cok’ mulut dengan ketua panitia ujian, karena penulis yang tadinya mengantri dibelakang masuk kedalam, antrian jadi buyar mereka semua ikut masuk kedalam, setelah kami semua amati pembicaraannya , bahwasanya pengambilan Kartu Ujian sudah ditutup pada pukul 4:00 dan panitia pun sudah memberi toleransi 5 menit tambahan waktu setelah itu, yang terlambat tidak bisa mengikuti Ujian, berdebatlah kami semua dengan melibatkan seorang Ketua Panitia, melawan sekitar 40 orang yang tadinya tertahan di antrian. Penulis jadi berfikir begitu hebatnya kekuasaan itu. Hanya 1 orang dan beliau adalah Ketua Panitia Ujian dapat menghakimi 40 orang dan menghantam 3.5 Bulan pendidikan yang sudah dilalui. Hanya dengan begitu besarnya kekuasaan, jerih payah selama 3.5 bulan dikalahkan dalam hitungan 1 Menit. Logika dari Penulis berkata 1 menit itu, setelah ketua panita menyebutkan sudah di beri batas toleransi 5 menit. Hitung-hitunganya adalah Penulis tiba pukul 4:10 didepan antrian penulis sudah ada sekitar 15 Orang, jadi tepat pukul 4:05 Pengambilan kartu peserta ditutup , jadi bertanya apakah jam Ketua panitia tersebut tepat pukul 4:05, bagaimana jika jam tersebut memang benar 4:05 akan tetapi di Jam Peserta masih 4:04, jika begitu jam mana yang mau dipakai ?  sedang Penulis sendiri tidak melihat adanya Jam Besar yang berada tepat ditengah-tengah gedung agar bisa dijadikan Patokan Waktu.

            Pertanyaan penulis Kenapa Orang yang membutuhkan itu selalu yg dirugikan ?
           
Contoh pertama :
           
Wajar jika anda datang ke Stasiun Kereta Api, pada pukul 4:10 sedang tiket ditangan anda menunjukan Jadwal kereta yang pukul 4:00, menyebabkan kereta api sudah berangkat, hanguslah tiket anda. Akan tetapi bagaimana jika dibalik, anda datang pukul 4:00 jadwal kereta pukul 4:10 akan tetapi keretanya baru tiba pukul 4:30. Apakah pada saat pukul 4:05 anda kesal dan mengirimkan Pesan lewat Kepala Stasiun untuk ditunjukan ke Kereta anda yg telat dengan isi
           
            “ Selamat Siang Bpk Kereta, karena saya sudah beri anda toleransi 5 Menit, tetapi anda belum datang juga, dengan terpaksa  saya berangkat duluan “

                                                                                                               Bye Bye
                                                                                              From  Penumpang Anda Yang Kesal

 Nb : Kalo Lewat depan saya
 Anggap kita Tidak kenal

            Apakah dengan keterlambatan kereta selama 30 Menit dan anda sudah memberi batas toleransi selama5 menit, lalu anda jalan duluan dan menyusuri jalan kereta ?
Tentu Tidak, pasti anda akan tetap setia menunggu sambil menggerutu dalam hati

            Contoh lainnya
                       
Masih dalam kereta api, walaupun ini jarang sekali terjadi, tetapi bisa juga diambil contohnya. Jika anda datang pukul 3:55 begitupun jam besar dalam Stasiun tersebut masih menunjukan pukul3:55, Tiket Kereta Api anda berjadwal pukul 4:00 akan tetapi kereta sudah meninggalkan Stasiun pada pukul 3:50 lebih cepat 10 menit, apakah anda bisa meminta pengembalian uang anda atas tiket tersebutdengan alasan kereta datang Lebih Awal 10 Menit ? tentu tidak….. anda akan tetap dibilang telat dan tiket anda tetap hangus, dengan sangat terpaksa anda diharuskan membeli tiket kerta api dengan jadwal yang lain itulah mengapa ada pertanyaan Kenapa Orang yang membutuhkan itu selalu yang dirugikan ?

            Sampai saat ini Penulis tidak yakin, Jika saja yang akan naik kereta Bapak Presiden atau siapa saja yang berkuasa, datang terlambat 10 Menit apakah akan tetap ditinggalkan ?

            Peraturan tetap harus ditegakkan ?
           
            Penulis sempat tertawa dalam hati waktu ketua panitia tersebut berkata bahwa peraturan tetap harus ditegakkan, rusak Negara jika semua orang seperti ini. Mohon maaf Pak ketua, tanpa mengurangi rasa hormat penulis terhadap ketua, Peraturan ini kan yang buat manusia dan penulis pun yakin 100 % dari 40 orang yg terlambat mengambil kartu ujian ini. Tidak ada unsur kesengajaan memang ingin telat, lah wong Ujiannya saja pukul 5:00 dan Keadaan Cuaca juga hujan, Tuhan saja yang menciptakan manusia maha pemurah dan pemaaf mau memaafkan hambanya yg salah, masa sih telat 5-10 menit ga mau memaafkan, Dan ga ada cerita Negara Tuhan jadi rusak hanya gara-gara Tuhan telah memberi maaf hambanya yg penuh kekurangan. Jadi bertanya lagi, jika pengambilan Kartu Pendaftaran di Buka pukul 08:00 dan ditutup pada pukul 16:00 + Toleransi 5 menit, apakah pembukaan Pendaftaran tetap pukul 08:00 + toleransi 5 menit , jangan-jangan  panitia baru buka pukul 08:30 ? kalau seperti itu toleransinya 30 menit dong…pak Ketua he..he..he

            Any way that ok… nasi sudah menjadi bubur, dan 40 orang ini bukan gagal karena pertandingan, akan tetapi digagalkan untuk tidak bertanding, tidak apa apa… tetap semangat untuk ikut ujian nanti, dan diambil hikmahnya bahwa terkadang harga 1 menit itu bisa mengalahkan harga ribuan emas dan permata, salam berkah, semoga sukses, tetap semangat


Alex Leo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar